CHERRY 2025: Inovasi Mahasiswa DTK untuk Desa yang Kekurangan Air

Mahasiswa Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia (DTK UI) kembali menunjukkan bahwa ilmu yang mereka pelajari di ruang kelas dapat memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Melalui program tahunan, CHERRY (Chemical Engineering in Charity), mahasiswa teknik kimia tidak hanya berfokus pada teori dan konsep proses, tetapi juga belajar menerapkan ilmunya secara langsung untuk menjawab tantangan sosial di lapangan. CHERRY menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menggabungkan ilmu, empati, dan aksi nyata dalam satu proyek berkelanjutan yang berakar pada core competence teknik kimia.

Program ini berada di bawah naungan bidang Sosial Mahasiswa IMTK FTUI dan melibatkan kolaborasi dengan berbagai pihak seperti bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IMTK FTUI, SPE UISC, IATMI SMUI, SBE UISC, dan AIChE UISC. Kolaborasi lintas bidang dan lintas lembaga ini menjadi kekuatan utama CHERRY dalam melaksanakan pengabdian masyarakat yang lebih komprehensif. Tahun ini, CHERRY 2025 memiliki fokus kegiatan yang diarahkan ke Kampung Cikukuk, Desa Tapos, Kabupaten Bogor, sebuah daerah yang setiap musim kemarau menghadapi permasalahan kekeringan cukup serius. Kekurangan air bersih menjadi hambatan utama bagi warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, mulai dari kebutuhan rumah tangga hingga pertanian.

Pemilihan Kampung Cikukuk dilakukan berdasarkan survei kebutuhan masyarakat dan diskusi langsung dengan warga serta perangkat desa. Dari hasil pengamatan, CHERRY 2025 menemukan dua persoalan mendasar yang perlu segera ditangani, yaitu ketersediaan air bersih dan kualitas air yang belum memenuhi standar kesehatan. Kondisi tersebut mendorong tim mahasiswa DTK FTUI untuk menghadirkan solusi yang tidak hanya efektif secara teknis, tetapi juga dapat dijalankan secara mandiri oleh warga tanpa ketergantungan pada bantuan eksternal. Melalui pendekatan yang mengutamakan efisiensi dan keberlanjutan, CHERRY 2025 merancang sistem penyediaan air bersih berbasis sumur bor (jet pump) dan metode filtrasi air.

Toren Air Teknologi CHERRY 2025

Sistem ini bekerja dengan cara memompa air tanah dari sumur menggunakan pompa celup, kemudian mengalirkannya ke bak penampungan sebelum melewati pompa tekanan dan filter karbon aktif. Proses filtrasi berfungsi untuk menyaring kotoran dan memperbaiki kualitas fisik maupun kimia air sehingga layak digunakan untuk kebutuhan rumah tangga. Setelah proses penyaringan, air bersih dialirkan ke toren utama dan didistribusikan ke keran-keran umum yang dapat diakses warga setiap hari. Rancangan sistem ini disesuaikan dengan kondisi geografis desa yang memiliki keterbatasan infrastruktur, namun tetap mengutamakan efisiensi energi dan kemudahan perawatan.

Bagi tim CHERRY 2025, keberhasilan program ini tidak hanya terletak pada fungsionalitas teknologi yang diterapkan, tetapi juga pada keterlibatan warga yang aktif dalam prosesnya. “Warga Cikukuk merasa sangat senang dan terbantu karena sekarang mereka bisa menghadapi musim kemarau dengan persediaan air yang cukup,” ujar Cynthia Veronica (TK’24) selaku Project Officer CHERRY 2025. Cynthia juga menambahkan bahwa perjalanan menuju implementasi tidak selalu mudah. Berbagai tantangan muncul selama proses persiapan dan pelaksanaan, mulai dari kendala teknis di lapangan hingga penyesuaian waktu dengan kegiatan masyarakat. Namun, menurutnya, semangat kolaboratif seluruh tim dan keterbukaan warga menjadi kunci keberhasilan program ini.

Sosialisasi Teknologi CHERRY 2025

Selain menghadirkan inovasi teknologi, CHERRY 2025 juga memiliki rangkaian kegiatan sosial dan edukasi yang dirancang untuk memperkuat dampak program di masyarakat. Kegiatan utama terbagi menjadi tiga tahap besar, yaitu Pre-Event, Main Event, dan Closing. Pada tahap Main Event, panitia mengadakan serangkaian kegiatan di sekolah dasar yang melibatkan siswa dari berbagai jenjang. Untuk siswa kelas 4–6 SD, diadakan workshop pembuatan filter air sederhana dan pelatihan weekly schedule management sebagai sarana belajar mengatur waktu dan tanggung jawab. Sementara untuk siswa kelas 1–3 SD, CHERRY 2025 mengadakan workshop pembuatan lava lamp dan edukasi pemilahan sampah yang dikemas dalam format permainan interaktif agar mudah dipahami anak-anak.

Tidak hanya berhenti di ranah pendidikan, CHERRY 2025 juga memperluas jangkauan kegiatan melalui kerja sama dengan SBE UISC untuk menyelenggarakan sosialisasi biopestisida bagi warga desa. Program ini disertai dengan cek kesehatan gratis, bekerja sama dengan BEM FKUI, yang disambut antusias oleh masyarakat. Rangkaian kegiatan diakhiri dengan acara Closing, di mana seluruh panitia, relawan, dan warga berkumpul untuk merayakan keberhasilan pelaksanaan program dalam suasana penuh kebersamaan. Acara penutupan ini juga menjadi bentuk apresiasi terhadap partisipasi masyarakat melalui pembagian doorprize dan sesi dokumentasi bersama.

Cynthia menegaskan bahwa CHERRY 2025 tidak hanya berfokus pada penyelesaian masalah air bersih di Kampung Cikukuk, tetapi juga bertujuan menanamkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan air secara berkelanjutan. “Kami berharap sistem ini dapat digunakan dalam jangka panjang dan dikelola secara mandiri oleh warga. Dengan begitu, kebermanfaatannya tidak berhenti pada periode kegiatan, tetapi terus berkembang seiring waktu,” ujarnya.

Foto Bersama Panitia dan Warga Kampung Cikukuk

Melalui proyek ini, mahasiswa DTK FTUI belajar bahwa penerapan ilmu teknik kimia tidak terbatas pada pabrik, laboratorium, atau simulasi proses, tetapi juga dapat hadir di tengah masyarakat dan memberikan dampak langsung. CHERRY 2025 menjadi contoh konkret bagaimana core competence teknik kimia dapat diterjemahkan menjadi solusi sosial yang relevan dan berkelanjutan. Program ini bukan hanya menjadi sarana pengabdian, tetapi juga wadah pembelajaran yang membentuk rasa tanggung jawab sosial serta memperkuat nilai kemanusiaan dalam diri setiap mahasiswa yang terlibat.

Narasumber: Cynthia (TK’24)

Penulis: Azura (TK’24)